Akan tiba masa ketika kepedulian bisa menjadi pedang bermata dua. Dalam perjalanan #bertumbuh, kepedulian sering menjadi landasan pacu dari setiap niat baik yang terbersit. Namun, kepedulian pun bisa membawa hambatan yang sedemikian hebat ketika kita menempatkannya pada titik yang terlampau jauh.
Disebut menghambat karena pada tingkatan terlalu peduli, ia bisa membuat siapapun menghiraukan hal-hal yang sebetulnya tak perlu mendapat perhatian. Semisal, komentar negatif. Dewasa ini, dengan mudahnya kita bisa temukan kenyataan bahwa komentar negatif menjadi hal yang begitu murah sejak ia bisa dihasilkan hanya dengan ibu jari dan layar sentuh.
Seorang kerabat yang merintis perjalanan karier sebagai influencer di instagram kerap mendapati ketidaknyamanan hadir dalam bentuk cibiran pada unggahannya secara langsung ataupun tidak. Saya tidak merasa ada yang salah dengan penghidupannya. Pun, tidak ada dampak buruk atas penuturannya. Mungkin, penyebab rentetan komentar negatif pada perjalanan kariernya sesederhana, “Semakin tinggi pohon, semakin kencang anginnya”.
Dalam proses rintisannya dulu, ia kerap mendapat sindiran serius, “Sok ngartis” atau “Ngeksis mulu” di linimasa. Hal semacam itu jelas menjadi kerikil yang mengganggu kenyamanan perasaan siapapun. Syukurlah, ketahanannya membuahkan hasil ketika jumlah pengikut dan pengaruhnya terus bertambah berkali-kali lipat. Setelah “pohonnya” terus meninggi, apakah sindiran yang terdengar sumbang tadi berhenti terdengar?
Tidak. Malah “anginnya” jauh lebih kencang lagi. Pada akhirnya, cacian dan sindiran akan selalu menjadi fitrah dari perjuangan setiap orang untuk menggapai hal-hal yang sebelumnya tak pernah dicapai. Untuknya, kita harus siap menegarkan diri terhadap risiko yang makin hebat lagi sulit ditebak. Kemampuan untuk tidak menempatkan kepedulian pada hal-hal yang memang tidak perlu dipedulikan layak disebut sebagai “kecerdasan-bodo-amat”. Mulai saat ini, berlatihlah.
Untuk komentar minim faedah yang dialamatkan kepada kita hari ini dan seterusnya, katakan “bodo amat”. Untuk sindiran tak tentu arah, katakan “bodo amat”. Untuk cacian penuh umpatan, katakan “bo-do a-mat”. Kepedulian kita terlalu berharga untuk disia-siakan.
Berkonsentrasilah pada rutemu dan teruslah melaju. Bukan berarti kita memilh untuk bersikap anti-kritik, alergi saran dan kebal masukan. Seiring waktu berlalu, kita akan bisa memilah umpan balik mana saja yang perlu dipedulikan dan mana saja yang hanya perlu disikapi sebagaimana angin.